credit : mlcref.blogspot.com |
Writer : Benjamin Alire Sáenz
Publisher : Simon & Schuster Books for Young Readers
Format : Ebook, 273 pages
Publishing date : February, 21th 2012
Language : English
Series : Stand alone
Genre : YA fiction, LGBD
Read on May, 23rd 2014
My rating : 4 of 5
Publisher : Simon & Schuster Books for Young Readers
Format : Ebook, 273 pages
Publishing date : February, 21th 2012
Language : English
Series : Stand alone
Genre : YA fiction, LGBD
Read on May, 23rd 2014
My rating : 4 of 5
A lyrical novel about family and friendship from critically acclaimed author Benjamin Alire Sáenz.
Aristotle is an angry teen with a brother in prison. Dante is a know-it-all who has an unusual way of looking at the world. When the two meet at the swimming pool, they seem to have nothing in common. But as the loners start spending time together, they discover that they share a special friendship—the kind that changes lives and lasts a lifetime. And it is through this friendship that Ari and Dante will learn the most important truths about themselves and the kind of people they want to be.
Aristotle menginjak usianya yang ke 15. Hidupnya masih sama membosankan seperti tahun-tahun sebelumnya, Ayahnya masih terjebak dalam kemelud perang Vietnam, kakak-kakaknya masih menganggap dirinya anak kecil, dan Ibunya tidak mau membicarakan tentang Kakak laki-lakinya yang dipenjara. Dalam kebosanannya Ari bertemu dengan Dante yang menjadi awal mula persahabatan mereka. Bersama Dante, Ari mulai menyingkap rahasia-rahasia kehidupan.
"Boring game, Dante. Are we interviewing each other?"
"Something like that."
"What position am I applying for?"
"Best friend."- ebook, p.80 -
Arrrrgh....susah banget menulis ringkasan buku ini tanpa memaparkan spoiler, saya tidak mau membicarakan plotnya terlalu banyak karena saya ingin pembaca yang lain sama penasarannya dengan saya ketika pertama kali membaca buku ini. Percayalah semakin bagus bukunya semakin sulit untuk menulis ringkasannya dan semakin menggebu-gebu keinginan menulis reviewnya.lol
Jika kalian melihat cover nya yang sangat cantik dan dengan gambar truk didalamnya jangan berpikir bahwa ini adalah cerita tentang dua orang remaja laki-laki naik truk keliling dunia terus menemui rahasia-rahasia kehidupan selama perjalanan mereka. Please dont ever think about it.... because the story its self beyond your expectation...
Sometimes pain was like a storm that came out of nowhere. The clereast summer morning could end in a downpour. Could end in lightning and thunder.- ebook, p.197 -
Menurut saya Mr. Sáenz telah berhasil membuat para pembaca terombang-ambing dalam emosi selama membaca buku ini, bagaimana tidak, cerita yang disampaikan sangat mengalir, ketika selesai membacanya kita hanya bisa meratapi betapa indahnya kisah yang disampaikan. Buku ini diceritakan dalam sudut pandang Aristotle (Ari), yang seolah-olah membuat pembaca kembali menjadi remaja berusia 15 tahun dan mulai bertanya-tanya tentang jati diri. Walaupun mengambil tema yang sangat kontroversial -LGBT-, buku ini termasuk menginspirasi, melalui buku ini kita dapat belajar bagaimana mencintai keluarga dan sahabat dengan segala kekurangan yang dimiliki, dan ketika itu adalah hal yang memalukan menurut masyarakat umum kita belajar bagaimana menghadapi dengan kepala tegak. Setelah membaca buku ini, menurut saya penggambaran Mr. Sáenz mengenai kakak laki-laki Ari yang dipenjara hanyalah metafora penggambaran kaum homoseksual dimata publik. Anggota keluarga yang dipenjara adalah aib bagi keluarga begitupula anggota keluarga yang memiliki orientasi seks berbeda akan menjadi aib keluarga pula.
credit : weheartit |
"a tender, honest exploration of identity and sexuality, and a passionate reminder that love - wheter romantic or familial - should be open, free, and without shame." - Publisher Weekly
Penggemar novel the Cather in the Rye oleh J. D. Slinger dengan nuansa modern tanpa kekerasan dan makian. Para homoseksual yang malu mengunjukkan diri, remaja yang mencari jati diri, dan siapapun yang haus akan literatur fiksi yang penuh kejujuran.
WHY DO WE SMILE? WHY DO WE LAUGH? WHY DO we feel alone? Why are we sad and confused? Why do we read poetry? Why do we cry when we see a painting? Why is there a riot in the heart when we love? Why do we feel shame? What is that thing in the pit of your stomach called desire?
ONE SUMMER NIGHT I FEEL ASLEEP, HOPING THE WORLD would be different when I woke. In the morning, when I opened my eyes, the world was the same. I threw off the sheets and lay there as the heat poured in through my open window.
My hand reached for the dial on the radio. "Alone" was playing. Crap, "Alone," a song by a group called Heart. Not my favorite song. Not my favorite group. Not my favorite topic. "You don't know how long..."
I was fifteen.
I was bored.
I was miserable.
Lagu yang cocok untuk menemani selagi membaca buku ini adalah A Place In This World by Taylor Swift.
Happy reading fellas! |
No comments:
Post a Comment
Free Speech is Human Right! Speak up! Voice your opinion below. XO