Title : Botchan
Writer : Natsume soseki /夏目 漱石
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
Format : Paperback, 217 pages
Language : Indonesia
Translator : Indah Santi Pratidina
Format : Paperback, 217 pages
Language : Indonesia
Translator : Indah Santi Pratidina
Read on July 03, 2013
My rating : 5 of 5
"Kata pendidikan tidak hanya berarti memperoleh pengetahuan akademis. Pendidikan juga berarti menanamkan semangat mulia, kejujuran, serta keberanian, lalu menghapuskan kebiasan licik, usil, serta tak bertanggung jawab." Hal 112
My rating : 5 of 5
"Kata pendidikan tidak hanya berarti memperoleh pengetahuan akademis. Pendidikan juga berarti menanamkan semangat mulia, kejujuran, serta keberanian, lalu menghapuskan kebiasan licik, usil, serta tak bertanggung jawab." Hal 112
Botchan, begitu ia disapa oleh Kiyo pembantu rumah tangganya yang setia. Sejak kecil sifatnya yang jujur dan apa adanya selalu saja menimbulkan masalah baginya. Bahkan orang tuanya dan kakaknya selalu pusing dengan ulah yang diperbuatnya. Namun, hanya Kiyo -pembantu setia keluarga- yang selalu memuji dan menyanjung setiap perilaku yang diperbuat botchan. Botchan yang terlahir dikeluarga berada harus menelan pahit kenyataan hidup akibat kedua orang tuanya meninggal, satu-satunya kakak kandung
yang dimilikinya memilih untuk tak mau hidup bersama dirinya. Di antara kenyataan pahit yang harus diterima, yang paling membingungkan dirinya adalah kemana Kiyo harus tinggal, orang tua itu sudah terlalu tua untuk menjadi peminta-minta dijalanan. Untungnya Kiyo masih mempunyai sanak keluarga yang mau menampungnya dan Botchan pun bisa tenang melanjutkan hidupnya dengan bersekolah dari uang hasil penjualan harta kedua orang tuanya. Selesai lulus sekolah, dia pun mendapat panggilan menjadi guru di suatu daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuk kota Tokyo. Kedatanganya ke kota kecil dan menjadi guru matematika disana ternyata tidak dijalaninya dengan mudah, masalah mulai menghampiri sejak Botchan menginjakkan kaki disana. Mulai dari kenakalan para siswa yang bukan main parahnya, sifat para warga yang bikin geleng-geleng kepala, hingga konspirasi dalam dewan guru. Penasaran kelanjutan ceritanya??baca aja ceritanya dijamin nggak nyesel deh.
Buku ini bisa dibilang kisah klasik yang akan selalu dikenang sepanjang masa. Mengajarkan kita bahwa di dunia ini sedikit sekali orang yang mau berpegang prinsip pada dirinya sendiri untuk selalu bersikap jujur. Cerita yang disajikan ringan dan penuh dengan unsur humor, menunjukkan bahwa Natsume soseki sungguh sastrawan yang terpelajar dan piawai merangkai kata.
No comments:
Post a Comment
Free Speech is Human Right! Speak up! Voice your opinion below. XO